TILIK.id, Jakarta — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membungkam pengeritiknya yang mempermasalahkan upacara peringatan Proklamasi 17 Agustus di Pulau Reklamasi. Pengeritik itu, Guntur Romli dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bahkan memasang tagar #politikmunafikanies.
Pengeritik itu mempertanyakan konsistensi Anies terkait penghentian pembangunan di pulau reklamasi. Dulu Anies memimpin upacara penyegelan, sekarang malah dipakai memimpin upacara peringatan proklamasi. Karena itu Anies pun dianggap tidak konsisten
BACA JUGA: Anies: Saya Menjawab Kata-Kata dengan Karya-Karya
Namun apa jawaban Gubernur Anies? Jawabannya ibarat pukulan telak. Kepada pers, Anies menceritakan bahwa dulu pulau reklamasi seperti pulau pribadi. Masyarakat tidak boleh masuk. Pulau itu dijaga ketat secara berlapis.
“Dahulu, lahan hasil reklamasi adalah wilayah tertitup. Bahkan media pun masuk ke sana tidak bisa, dijaga ketat seakan-akan itu milik pribadi, seakan-akan milik swasta. Kemudian kita ubah kawasan itu menjadi kawasan terbuka, milik Republik Indonesia yang seluruh warga negara bisa masuk ke kawasan itu,” kata Anies, Jumat.
BACA JUGA: Skak Mat Anies Baswedan Bikin Malu Bestari Barus
Untuk menyimbolkan keprmilkan itu milik negara, buka milik pribadi, maka kata Anies, kita menyelenggarakan upacara di sana sebagai simbol bahwa itu tanah air kita, dan kita peringati kemerdekaan tanah air ini di hasil tanah yang dulunya dikuasai dan tertutup oleg swasta.
“Jadi ini adalah sebuah pesan tidak ada wilayah ekslusif, tertutup. Ini adalah milik kami, milik Republik Indonesia, dan karena itu kita laksanakan upacara bendera di tempat itu menandai tanah itu tanah di bawah kibaran bendera merah putih,” kata Anies. (lms)
KOMENTAR ANDA